SECERCAK KISAH DALAM HIDUPKU
Desa Wado, desa di
sebuah kabupaten blora tepatnya di kecamatan kedungtuban, desa wado erkenal
dengan desa pelajar, karena dari TK sampai SMA ada di desa wado, juga dikenal
desa santri, banyak juga pondok pesantren di desa wado, Di desa wado hidup
keluarga sederhana, yang tinggal di rumah yang sederhana pula, keluarga
tersebut hidup dengan sederhana juga, dari keluarga itu saya dilahirkan, Ketika
suatu malam hari sekitar jam 01.00 dini hari kata ibuku saya dilahirkan
bertepatan dengan hari kelahiran nabi Muhammad SAW yaitu 12 Robiul awal (
maulud ), kalu bulan mahesinya saya dilahirkan pada 30 Agustus 1993.
Ibu saya mengandung saya selama 10 bulan lebih baru
lahirlah saya, alhamdhulillah dengan keadaan normal dan sehat, semenjak kecil
saya selalu ditimang-timang dan di rawat dengan kasih sayang, ketika beranjak
saya sudah bisa berangkang, saya aktif sekali, bahkan ada kejadian waktu
didepan rumah itu ada anjing lewat, yang saya rasakan waktu kecil dulu, seolah-olah
anjing itu ingin memberi pesan buat saya, saya pun merasakan hal itu.
Ketika saya sudah beranjak besar,
sudah mengerti namanya teman, bermain sendiri. Mungkin sekitar umur 5 tahunan,
waktu itu saya sering di ajkak bapak saya pergi ke sungai yang tidak jauh dari
rumahku. Sering kali saya dan bap[ak memandikan sapid an sambil berenang di
sungai tersebut, selain itu saya dan bapak juga mincing di kali tapi. Tak
pernah satupun ikan yang kami dapat. Anehnya pada saat perjalanan ke sungai,
saya melihat jejek telapak sapi di sepanjang jalan menuju sungai, anehnya
ketika sya melihat dan menemui bekas jejak sampai itu selalu ada uangnya (
seratus rupiah ), kejadian itu sering kali terulang, sampai 20tahun ini saya
belum menemukan makna dari kejadian itu.
Kejadian aneh itu pun berlanjut, waktu umur 5-7 tahun sya
masuk ke sekolah TK Assalam, saya 2 tahun di TK, selam setrahun saya menjadi
anak yang cengeng kalu sekolah pasti maunya di antar orang tua dan kalau sampai
sekolahan tidak mau ditinggal pulang, soalnya aku seorangnya penakut, bahkan
orang tua saya pernah membelikan pakaian anak perempuan, saya tidak tahu kalau
itu pakaian anak perempuan ya saya pakai, terus sering dipakai sampai umur 9
tahunan, setahun di TK saya mulai sudah berani berangkat sendiri soalnya sudah
bisa naik sepedah sendiri.
Setalah lulus dari TK saya melanjutkan ke sekolahan
seyayasan juga yaitu di MI Assalam 1 Wado. Di sekolahan ini saya termasuk murid
kesayangan, karena saya termasuk dalam peringkat sepuluh besar dan sering aktif dalam
mengikuti kegiatan ketika saya kelas 3 di MI. pada saat itu saya berumur kurang lebih 10 tahun, saya mengalami
kejadian aneh lagi. saya sering melihat penampakan makluk gaib. Yang paling
menonjol dan saya ingat saat ini waktu sore hari saya bakar sampah sama dua
keponakan saya itu di bawah pohon pring kuning. di tempat itu aku menemukan
sebuah kalung, akupun senang sekali meneukan kalung tersebut. aku pulang dan
aku cuci kalung itu terus aku pakai, di saat tidur pun aku pakai, pada saat
tidur terasa panas di tubuh tak seperti malam biasanya.
Waktu itu aku pas tidur di kamar sendirian, aku merasa ada
yang merabaku. Akupun terbangun di saat itu aku tidur hadap samping, setelah
aku tengok ternyata yang meraba aku adalah pocongan. dengan muka yang sangat
menyeramkan secara sepontan aku langsung palingkan muka. aku menucapkan
basmallah secara terus-menerus. aku tengok lagi pocongan itu ternyata sudah
tidak ada. Akupun tidur lagi terus paginya kalungnya aku bakar. Tapi, sampai
saat ini aku masih merasakan adanya pocongan itu ada di sekitar pekarangan
rumahku. Sesudah kejadian itu aku pun mulai melupakanya itu menjadi kenangan
yang pahit bagiku, waktu itu.
Di saat aku kelas 3 itu aku merasakan persahabatan di
sekolahanku itu, aku oleh teman-teman dipercayai untuk jadi ketua kelas. Tapi,
Di waktu kelas itu saja, selanjutnya di ketuai yang perinkatnya di atasku yaitu
danang namanya. Waktu itu aku peringkat 3 dan danang peringkat 1. Dari situ aku
semakin mundur sering kalah saing sama sahabatku itu. Dan waktu terus berlalu
aku menginjak waktu masa ujian sekolah, alhamdhulillah aku lulus dengan baik.
dari MI kelas 3 itu
saya juga sudah mulai mengaji di diniyah selama 2 tahunan, saya sudah tidak
betah soalnya temen sedesaku pada tidak mau lagi. lalu saya pindah-pindah
tempat ngaji, itupun juga tidak betah. Dan sehabis lulus MI saya ingin sekali
melanjutkan ke pondok pesantren. Tapi, Belum di perbolehkan orang tua soalnya
masih kecil.
Waktu itu saya lulus
MI Tahun 2006, akhirnya aku melanjutkan
di sekolah SLTP yaitu MTs Al Ma’ruf Kartayuda. Sekolahan ini juga di desa wado
juga satu yayasan. Di sekolahan itu aku mengalami salah pergaulan, aku berteman
dengan orang yang bisa di bilang nakal. sampai kelas 7 itu aku sering membolos.
bahkan sering di hafalin guru, Karena saking bandelnya. Bahkan sempat mau
berantem dan akibat niat buruku itu aku kecelakaan, alhamdhulilah ALLAH SWT
menyelamatkanku. Hanya luka luar saja, tetapi itu sembuhnya selama sebulan
lebih. Habis itu akunpun masuk sekolah lagi, aku malu soalnya wajahku tergores
luka dan sampai sekarang masih ada bekas lukanya.
Disaat kelas 7 itu
aku mendapatkan pelajaran banyak dari semua kesalahan yang pernah aku lakukan
dan aku mulai mengkoreksi itu pada saat kelas dua aku mulai belajar dengan
sungguh-sungguh. tapi, aku meraskan apa yang aku pelajari tidak pernah masuk ke
dalam pikiranku. Pada waktu itu aku sukanya belajar malam, aku semua mata
pelajaran suka, tapi paling suka adalah Mata pelajaran IPA soalnya gurunya
cantik dan pelajaran Al Qur’an hadist karena yang mengajar seorang kiai dan
beliau selalu memerhatikanku disaat aku susah dalam menerima apa yang beliau
sampaikan.
disaat kelas dua ini aku di ajk mengikuti sebuah organisasi
pencak silat yaitu IPS NU Pagar Nusa dari situ aku balajar pencak silat, alhamdhulillah
aku dapat mengatur waktuku dan aku bisa menontrol diriku sehingga tidak mudah
emosi. Dari pencak silat aku belajar banyak, dari ilmu kanuragan atau dalaman
dan fisik mental. Banyak sekali manfaatnya. Ketika itu aku mendapatkan baiatan
dan amalkan. alhmdhullillah setiap aku
berdo’a, Allah SWT selalu mengabulkan do’a-do’aku. Dari menyembuhkan luka,
meminta untuk tidak hujan, bertkomunikasi dengan hewan, ituaku rasakan secara
batiniyah. Kalau secara jasmani aku belum mampu, aku merasa diriku masih kotor
penuh dengan dosa..
Di kelas itu akupun menjadi ketua kelas dan nilaiku lumayan
membaik. Setelah UAS aku naik ke kelas 9 dengan nilai yang tidak baik. Tapi aku
bersyukur karena itu hasil kerjaku sendiri, aku naik kelas 9. Aku di kelas 9 C,
Aku pun di pisah dengan teman-teman yang sering bandel di sekolahan.waktu MTs
ini aku sudah belajar merokok tanpa sepungetahuan orang tua. aku menjadi anak
yang bandel. Tapi, Kelas tiga aku sadar aku sudah kelas 9, aku harus lulus
dengann nila yangi baik.
aku pun taubat
sering puasa senin kamis, sholat malam, dan belajar siang malam. pada waktu try
out pertama aku lulus. Seangkatnku yang jumlahnya 135 siswa-siswi itu. Aku
lulus peringkat 22 dengan jumlah yang lulus 23 anak. Para guru-guru tidak
percaya kalu aku itu mengerjakan sendiri. Akupun kecewa karena di tuduh seperti
itu. akupun down dan aku pasrah perstasiku menurun, tapi aku pikir itu malah
merugikan aku, akupun semangat lagi untuk meraih prestasiku, aku belajar terus
dan akhirnya mendekati detik-detik UAN.
Aku mengerjakn dengan baik dan alhamdhulillah lancar.
Akupun Lulus dengan nilai yang sangat menyenakan. Di massa-massa Kelas 9 ini
aku merasakan namanya cinta dan persahabatan. Sehabis lulus dari Mts. saya
membujuk orang tuaku untuk memondokanku di pondok pesantren Lirboyo tempatnya
di Kota Kediri. Tapi, orang tua masih belum bisa melepas aku jauh. akupun di
suruh ikut ngaji di pondok pesantren yang ada di desaku, akupun menolak. Dan
akhirnya aku ikut mengji di pondok di desaku tersebut, namnya pondok pesantren
Assalam putra-putri. Akupun akhinya juga sekolah di MA Kartayuda Wado itupun
juga seyayasan, jadi sya dari TK sampai Aliyah menuntut ilmu di desa wado.
Alhamdhulillah tidak bosen, menjelang masuk sekolah akupun merasa sudah besar
karena sudah menjadi anak SMA. aku berubah lagi menjadi anak yang bandel
dikelas 10 itu, guru yang notabenenya adalah orang sekecamatan denganku, bahkan
ada yang sekerabat denganku.
pada waktu itu aku
sering bolos dan sering juga guruku itu mengandu ke orangtua saya, saya pun di
marahin. akupun sadar kalau aku salah Dan waktu itu kalau malam sering kumpul
dengan teman-teman dan pulang malam. Temaku juga banyak yang tidur dirumahku.
Waktu itu aku sudah punya niatan untuk berubah, ketika teman-temanku pulang aku
barulah membuka buku dan belajar. Meskipun sering ketiduran ketika belajar
malam.
UTS pun datang aku sudah mulai belajar dan alhamdhulillah
hasilnya baik tidak ada yang mengulang. Di waktu itu sekolahku ada 2 kelas
untuk anak kelas 10, A dan B. Aku berada Di kelas 10 A.
Ketika pertengahan
semester itu di kelasku ada problem tentang
ketua kelasnya yang tidak berkomitmen. Diadakan lagi pemilhan ketua kelas lagi.
Disaat itu aku masih terkenal sebagai anak yang bandel, ternyata wali kelasku
dan teman-temanku banyak yang memilih aku menjadi ketua kelas. Akupun jadi dan
aku senang sekali menjadi ketua kelas. Akupun sudah tak lagi membolos dan aku
belajar bertanggung jawab meskipun aku belum pandai tapi aku selalu taat pada
perintah guru-guruku. Akupun di perhatikan guru-guru, karena perubahan banyak
nampak pada diriku yang asalnya tidak pernah seragam lengkap, baju tidak masuk,
dan tidak memakai peci.
Dan saat itu aku berubah sering berpakaiaan rapi dan
memakai peci teman-temanku pun pada kagum dengan perubahanku. Bahkan di tembok
sekolahan dituliskan “akhirnya riris taubat juga” akupun mersa senang karena
banyak temen-teman memperhatikanku. Masuk ke kelas 11 aku baru masuk kejurusan
yang mana di sekolahanku itu ada dua jurusan antara IPA dan IPS. Akupun memilih
IPA. Dari situ aku mau dicalonkan ketua kelas aku tak mau akhirnya aku jadi
wakil ketua, berhubung yang di pilih ketua itu putri jadi pekerjaan dan
tanggung jawab ketua di serahkan pada wakil ketua,. Akupun aktif saat di kelas
IPA.
Aku lebih akrab sama teman-teman yang perepuan soalnya
senang kalu saya bercerita yang laki-laki pun juga suka kalau aku bercerita
atau bercanda, ketika kelas dua aku baru mulai aktif dalam organisasi pertama
aku di kirim oleh guruku untuk ikut pelatihan kader dasar GP Ansor di kab. B;ora,
pelatihan selama 3hari itu akupun izin tridak masuk sekolah. PKD itupun bareng
dengan event di sekolahan yaitu pemilihan ketua OSIS baru, akupun dicalonkan
temen sekelasku sebelum aku berangkat PKD. Aku menyampaikan visi dan misiku
untuk menjadi ketua OSIS. Tiap kelas yang aku masuki selalu senang ketika aku
menyampaikan visi dan misiku, sehabis itu aku berangkat untuk Ikut PKD GP Ansor
selama 3 hari.
aku pulang dengan
ilmu yang aku dapat menjadi kader NU. Sampai rumah jam 08.00 waktu setempat. hari itu bertepatan dengan coblosan ketua
OSIS. Akupun di jemput seorang guru untuk berangkat sekolah tanpa mandi,
langsung ganti baju. akupun sampai sekolah ikut pelajaran sebentar dan ikut
menyaksikan penghitungan suara. Aku
saingan sama temanku yang juga dari IPA.
Akupun tak menyangka aku yang jadi ketua OSIS, akhirnya aku
jadi ketua OSIS dan menjadi agent of change bagi Sekolahan, banyak membaik
ketika saya dan temen-teman menjabat menjadi ketua OSIS sampai banyak yang ngefans aku jadi malu, Sama
sahabat-sahabat yang lain.
Di kelas dua ini saya juga ikut organisasi lain yaitu IPNU,
Pramuka, BANSER, dan aktif dalam organisasi lainya. Di mulai kelas 11 ini, aku
mersakan nyaman dalm pondok pesantren yang ponpsnya tidak jauh dari rumahku.
Saya sering pulang terus berangkat lagi. meski hujan aku nekad untuk berangkat
mengaji. di kelas ngaji akupun juga menjadi ketua ketua kelas. Di pondok waktu
liburan semerteran ada mengadakan lomba-lomba salah satu yang saya ikuti adalah
lomba pidato, dari lomba itu aku imendapatkan juara 2.
Memasuki kelas 12 aku juga masih ngaji sehabis ngaji aku
kesekolahan lagi soalnya belajar kelompok, aku selama sekolah kebanyakan jaklan
kaki karena motor di jual buat bayar hutang dan ad a sepedah di paki adikku
yang sekolah di MTS. Yang sekarang kelas 9. Dia juga ingin mondok tetapi orang
tua belum mengasih izin karena belum ada biaya.
Mulai kelas 12 ini saya rajin pagi sekolah siangnya di lanjut
les malamnya ngaji dan belajar lagi. Itupun juga belum membuat aku pintar masih
belum masuk kedalam pikiranku pelajaran yang saya pelajari tapi. Aku tetap
berusaha. Selai itu aku juga ikut ngaji ilmu tua bisa dikatakan toriqoh, dalam
ngji itu aku lebih mendalam dan selalu berusa mengalah, sabar, ikhlas dalm
setiap hal. Di saat itu aku meraskan batinku lebih peka terhadap suatu yang
kalau di lihat dengan mata telanjang tidak bisa tetapi dalam batinku aku
meraska kedekatan dengan para ulama’.
pernah kejadian
waktu itu aku ikut acara solidaritas GP Ansor sepusat yang di tempatkan di
kudus tepatnya di dekat makam mbah hamzah krapyak. Di temapat itu ada pondok
pesantren dan ada sekolahanya. Di acara itu banyak sekali yang hadir dari
kabupaten-kabupaten dan jug di hadiri habib lutfi pekalongan. disaat itu beliau
sudah berada di atas panggung yang telah di sediakan dan aku duduk di paling
belakang. aku ingin sekali bertemu dengan beliau, akupun fasilah fatiha dengan
berdoa’a ingin bertemu dengan beliau. ketika itu aku merasakan aku sudah diatas
panggung dan sungkem dengan beliau. Akupuin kaget aku pikir juga halusinasiku
saja. Tapi, setelah acara selesai, waktu orang ingin bersalaman dengan habib
lutfi itupun pada berebutan, akupun menunggu. Dan ternyata beliau menghampiriku
dan bicara padauku sambil memegang tanganklu” PRIPUN LE? LERES “ dengan penuh
senyum juga akupun menjawab” Enggeh mbah,” aku merasa beruntung aku belum tahu
hikmah apa yang terjadi ini.
Semenjak itu aku selalu sholat malam dan wiridan, ketika
wiridan iku juga sering ketemu dengan orang yang terdahulu. Setelah kejadian
ini aku sown ke rumah kiai yang selalu membimbingku, aku tanyakan pada beliau
dan beliau menjawab” iku yo apek, tapi, awakumu jek nom, mending lereni sek”
iku ngono ilmu tuwek, “ sehabis itu aku jarang lagi mengamalkanya, meskipun
kadang merasakan tentang keluhanan mereka(mahluk goib). Sering juga mengalami
kejadiaan aneh dan mimpi aneh yang sering aku artikan juga.
sehabis ujian aliyah aku ikut program pesantren kilat
sukses SNMPTN yang diadakan yayasan mata air foundtions dan GP Ansor. Saya ikut
seleksi di diknas blora. Itupun karena dukungan dari guru dan para sahabat aku
berangkat, aku berangkat di pinjami motor sampai di diknas aku langsung belajar
dan mengisi formulir. Disaat itu seleksi sekab. Blora dengan jumlah peserta 200 siswa-siswi dari berbagai
sekolahan, dari sekolahanku aku berangkat lima anak, alhamdhulillah 3n lolos
termasuk aku dan yang 2 tidak lolos.
Di pesantren kilat dibimbing belajar selama sebulan dan di
sanlat juga belajar ngaji, aku berangkat dengan apa adanya. aslinya saya tidak
boleh ikut orang tua soalnya tidak ada biaya. Tapi, aku selalu menyakinkan
ibuku, supaya aku boleh ikut pesantren kilat untuk melanjutkan jenjang
kependidikanku.
di sanlat aku di
pilih menjadi ketua Kelas IPA dan Dipilih menjadi ketua sanlat IPA dan IPS.
Selama sebulan tinggal bersama. saya sudah menganggap mereka semua adalah
sahabat sekaligus keluaraga. Seminggu aku pulang ke rumah untuk mengurus
data-data persyaratan yang di butuhkan, disaat itu aku minta uang saku pada ibuku.
Tapi ibu belum ada uang, aku merasa terharu karena sudah merepotkan ibuku dan
membuat ibuku menjatuhkan air mata akupun juga menangis. aku kembali ke sanlat
yang tempatnya di desa ngadipurwo di ponpes al hikmah.
Di situ aku berusaha,
ketika pengumuman kelulusan MA aku tidak pulang lagi karena takut membuat ibuku
nangis lagi. Disaat aku tidak pulang ada kunjungan dari senior sanlat pusat
yang bersedia membantu kami. Tapi, Semua
sudah pada pulang dan akhirnya saya di ajak acara seminar di rembang tempatnya
di gendung DPRD. Meskipun pulangnya kami di suruh pulang naik bus.
soalnya beliau yang
dari sanlat pusat ada usrusan.
Akhirnya waktu terus
berjalan aku dan sahabat-sahabat sanlat se-indonesia khususnya provinsi jawa tengah berkumpul di semarang di
masjid agumg, sambil melepas lelah. kita
semua menikmati pemandangan dan kemegahan masjid agung tersebut. kamipun sholat
magrib di situ.
Besoknya kami menghadapi ujian tulis SNMPTN selama dua hari
sehabis mengerjakan kita semua kumpul dan ta’arufan di PW NU di semarang.
Sehabis itu rombongan kami pulang tapi saya dan 5b orang teman saya meninap di
PW NU itu, karena harus ke wonosobo untuk mengikuti acara IPNU dan IPPNU
sejateng dengan tema GREEN CAMP. Di sana
saya ikut lomba cerdas cermat tapi alhamdhulillah kalah. Selama 3hari
disana aku terus pulang. Sampai di rumah kecapek’an.
Sambil menunggu waktu pengumuman SNMPTN itu aku selalu
berdo’a dan sebelumnya juga sudah berdo’a dan sholat sunnah untuk di beri jalan
yang terbaik. Akupun sering seliturrohmi ke para kiau n guru untuk curhat dan
minta do’anya. Akhirnya dari itu sya tahu kalau say belum lolos firasatku
mengatkan seperti itu, waktu pengumumanpun tiba ternyata aku tidak lolos dan
akupun tak terlalu mersa kecewa karena aku yaklin jalan yang di berikan ALLAH
SWT kepada hambaNYA yaitu kepadaku.
Akupun dirumah saja.
Yang ibu’ku menyuruh kerja aku. Akupun berniatan ingin mencari kerja untuk
menebus ijazahku yang belum aku ambil di sekolahan karena administrasiku belum
lunas. sampai saat ini belum saya ambil.
Terus menjelang puasa tepatnya 2hari sebelum puasa aku ikut
kerja di rumah budhe. Ketika itu sedang membuat kamar mandi dan merenovasi
rumah, dengan tujuan uangnya mau aku tabung buat lebaran, pada saat kerja aku
di telfon tangan kananya bapak moesyafa’ dengan mengasih tahu kabar bahwa ada
program beasiswa santri, akupun ikut orang tuan yang aslinya kurang mendukung,
aku memohon-mohon untuk di beri restu. Aku mengurus semua persyaratanya, dengan
balik jalan kaik dan nebeng orang untuk meminta photocopi ijazah di sekolahan.
Setalah persyaratan cukup. Uangku Cuma tinggal 4ribu untuk pergi keblora, terus
ibuku hutang sama budhe. Akupun berangkat keblora kota dengan nebeng temen
terus nebeng lagi truk pasir, akhirnya sampai di blora. Dan awal puasa aku
berangakat dari sini ke jogja ke pondok pesantren kader bangsa daarul ulum wal khikam.[i]
A. Riris Muldani bin Muggisa bin Markum
Motto dalam nidupku pantang menyerah dalam hal positif
yang aku dukung dengan visiku, “ BELAJAR, BERJUANG,
BERTAQWA, DAN BERKARYA. Dengan
misiku lewat religi,duniawi, dan keatifan.
NB. Mohon maaf pak yai, kalau ada kata-kata yang
kurang sopan dan kurang berkenan di hati panjenengan.
Edisi tante kepo lg,iseng baca tulisan2 om... :) hehehe
BalasHapus